Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
Tahukah Anda program pemberdayaan masyarakat desa? Sebelum membahasnya, mari kita bahas sedikit tentang masyarakat. Angka pertumbuhan masyarakat di kota begitu pesat tiap tahunnya. Semuanya bukan disebabkan oleh faktor reproduksi yang meningkat tajam, melainkan meningkatnya perpindahan masyarakat desa ke kota.
Angka urbanisasi kian tinggi saat ini. Paradigma masyarakat desa yang berpikir untuk mencari penghidupan yang layak atau lebih layak di kotamenyebabkan tiap tahun angka urbansiasi bukannya menurun, malah semakin meningkat.
Meski pemerintah telah memberikan seruan larangan agar masyarakat desa tidak berbondong-bondong ke kota, tetap saja tiap tahunnya jumlah penduduk kota makin bertambah. Masyarakat desa seolah-olah tidak menghiraukan seruan pemerintah. Mereka masih berpikir bahwa di kota mudah mencari pekerjaan. Segala jenis pekerjaan ada, segala macam hal bisa jadi uang.
Sesungguhnya, di desa bukanlah tidak ada pekerjaan atau lahan pekerjaan yang potensial. Semuanya disebabkan karena pola pikir masyarakat masih melihat kota sebagai sesuatu yang wah, sesuatu yang menjanjikan kesejahteran hidup.
Padahal ketika ke kota dan tidak mendapat pekerjaan sesuai dengan keinginan atau cita-cita ketika masih di desa, mereka akhirnya memilih tetap bertahan di kota bagaimana pun caranya hanya karena masalah gengsi. Malu dan gengsi jika pulang ke desa sebab akan dicap sebagai orang yang tidak sukses menaklukkan kota. Tidak sukses melakukan usaha di kota. Tidak sukses mencari pekerjaan di kota.
Alih-alih mendapat pekerjaan yang sesuai keinginan, rata-rata bertahan dengan cara menjadi penjual liar, pemulung, pengamen, pengemis, bahkan pelacur. Semuanya mereka lakukan agar tetap bisa bertahan di kota. Mereka tetap berharap memiliki peluang untuk bisa mendapat pekerjaan meskipun hal tersebut sangat kecil kemungkinannya, bahkan mustahil bisa terwujud.
Program pemberdayaan masyarakat desa harus dilakukan dan dioptimalkan. Desa memiliki potensi yang luar biasa besar dibanding dengan kota yang lahannya tercabik-cabik oleh pabrik, industri, pengolahan sampah, apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, pembangunan jalan, dan pemukiman liar. Jika dilihat, kota begitu semrawut. Berbeda dengan di desa, semuanya begitu tertata rapi dan asri.
Sawah dan ladang hanyalah sebagian kecil potensi pedesaan yang bisa diberdayakan. Ketika masyarakat pedesaan berbondong-bondong melakukan urbanisasi, maka tak akan ada lagi yang mengolah sawahdan ladang.
Melalui program pemberdayaan masyarakat desa, diharapkan angka urbanisasi bisa menurun, masyarakat pedesaan akan lebih mengoptimalkan desanya. Kehidupan di desa lebih menjanjikan daripada di kota. Di kota, untuk makan pun harus beli. Sementara di desa, untuk makan tinggal mengambil hasil tanam di kebun dan sawah.
Program pemberdayaan masyarakat desa bisa dilakukan melalui penyuluhan di balai desa, pengenalan cara-cara baru dalam bertani yang lebih efektif, mengoptimalkan hasil panen namun tetap ramah lingkungan, serta sosialisasi program-program pengembangan hasil panen dan pengembangan desa. Bisa pula optimalisasi lokasi di pedesaan yang berpotensi menjadi objek wisata.
Melalui program pemberdayaan masyarakat desa yang dilakukan secara berkala tersebut, pastilah perkembangan potensi pedesaan tak akan kalah dengan perkembangan perkotaan, dengan kelebihan yang tak dimiliki perkotaan yakni tetap berpegang teguh pada kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun temurun.
Tidak ada komentar
Terimakasih sudah mengunjungi blog saya